BAB I
LANDASAN TEORI
1.1 Anemia Dalam Kehamilan
A.
Pengertian
Anemia ialah suatu
keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlaheritrosit dalam darah
kurang dari nilai standar (normal). Ukuran hemoglobin normal- Laki-laki sehat
mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram- Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram.
Tingkat pada anemia- Kadar Hb 10 gram – 8 gram disebut anemia ringan.- Kadar Hb
8 gram – 5 gram disebut anemia sedang.- Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut
anemia berat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin
(Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau
hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila
Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 %
pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr%
pada trimester II (Saifudin, 2002).
B.
Klasifikasi
Anemia
1.
Klasifikasi
Anemia akibat Gangguan Eritropoieses
a.
Anemia
defisiensi Besi
Tidak
cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb, mengakibatkan
timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan mikrositer.
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah
anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang
masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan, atau karena terlapau banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya
pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah
dalam kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya
besi tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi,
lebih – lebih pada kehamilan kembar.
Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi
yang paling parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi
serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau
nilai hematokrit yang menurun. Pada kehamilan,kahilangan zat besi terjadi akibat
pengalihan besi meternal ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah pada
saat persalianan,dan laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900 mg
atau setara dengan dua liter darah. Oleh karena sebagian besar perempuan
mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan
ini berakibat pada anemia defisiensi besi.
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi
selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiolagik selama kehamilan. Namun,
banyak literatur menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu
atau lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang
tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan post partum.
Hubungan antara konsentrasi Hb dan kehamilan masih
merupakan lahan kontroversi. Di negara-negara maju misalnya, tidajk hanya
anemia, tetapi juga konsentrasi hemoglobin yang tinggi selama kehamilan telah
dilaporkan meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran kecil untuk
masakehamilan (KMK) atau small-for-gestational
age (SGA), kelahiran prematur, mortalitas perinatal. Kadar Hb yang tinggi
terkait dengan infark plecenta sehingga hemodilusi pada kehamilan dapat
meningkatkan pertumbuhan janin dengan cara mencegah trombosis dalam sirkulasi
uteroplasental. Oleh karena itu, jika peningkatan kadar Hb mencerminkan
kelebihan besi, maka suplementasi besi secara rutin pada ibu hamil yang tidak
anemik perlu ditinjau kembali.
Pemberian suplementasi besi setiap hari pada ibu hamil
sampai minggu ke-28 kehamolan pada ibu hamil yang belum mendapat besi dan
nonanemik (Hb < 11 g/dl dan feritin >20 µg/l) menurunkan prevalensi
anemia dan bayi berat lahir rendah. Namun, pada ibu hamil dengan kadar Hb
normal (≥ 13,2 g/dl) mendapatkan peningkatan resiko defisiensi tembaga dan zinc. Selain itu, pemberian suplementasi
besi elemental pada dosis 50 mg berkaitan dengan proporsi bayi KMK dan
hipertensi meternal yang lebih tinggi dibandingkan kontrol.
b.
Anemia
Megaloblastik
Defisiensi
folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek
pada replikasi DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah
(megaloblas) di sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan
pansitopenia.
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat
lima sampai sepuluh kali lipat karena transfer folat dari ibu ke janin yang
menyebabkan dilepasnya cadangan folat maternal. Peningkatan lebih besar dapat
terjadi karena kehamilan multipel, diet yang buruk, infeksi, adanya anemia hemotitik
atau pengobatan antikonvulsi. Kadar esterogen dan progesteron yang tinggi
selama kehamilan tampaknya memiliki efek penghambatan terhadap absorbsi folat.
Defisiensi asam folat oleh karenanya sangat umum terjadi pada kehamilan dan
merupakan penyebab utama anemia megaloblastik pada kehamilan.
Anemia tipe megaloblastik karena
defisiensi asam folat merupakan penyebab kedua terbanyak anemia defisiensi zat
gizi. Anemia megaloblastik adalah kelainan yang disebabkan oleh ganguan
sintesis DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk
jenis anemia ini.selain karena defisiensi asam folat, anemia megaloblastik juga
dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12(kobalamin). Folat dan
turunnya formil FH4 penting untuk sintesis DNA yang memadai dan produksi asam
amino. Kadar asam folat yang tidak cukup dapat menyebabkan menifestasi anemia
megaloblastik.
c.
Anemia
Aplastik
Sumsum
tulang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularitas, hiposelularitas ini
dapat terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus,
dan defek pada perbaikan DNA serta gen.
d.
Anemia
Mieloptisik
Anemia
yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh infiltrate sel-sel tumor,
kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.
2.
Klasifikasi
anemia berdasarkan ukuran sel
a.
Anemia mikrositik : penyebab utamanya yaitu
defisiensi besi dan talasemia (gangguan Hb)
b.
Anemia
normositik : contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti gangguan
ginjal.
c.
Anemia
makrositik : penyebab utama yaitu anemia pernisiosa, anemia akibat konsumsi
alcohol, dan anemia megaloblastik.
C.
Etiologi
Menurut
Mochtar( 1998) penyebab
anemia pada umunya adalah :
1)
Perdarahan
2)
Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.
3)
Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4)
Kelainan darah
5)
Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
6)
Malabsorpsi
D. Penyebab anemia pada kehamilan :
1)
Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
2) Kurangnya
asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
3) Pola
makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
4) Adanya
kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
5) Pada wanita
akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
E. Penatalaksanaan
1) Therapy pengobatan
a. Therapy oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat
besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau
suatu polisakarida. Tablet besi akan
diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup
diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk
menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis
yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan
pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi
berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.
Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi
pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali
lipat daripada wanita normal.
Pengobatan yang lain:
1.
Asam
folik 15 – 30 mg per hari
2.
Vitamin
B12 3 X 1 tablet per hari
3.
Sulfas
ferosus 3 X 1 tablet per hari
Pada kasus berat
dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi
darah.
b. Therapi parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral
ada gangguan penyerapan penyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya
sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara
intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol besi
(Jectofer).
1.2 Kelainan Hemoragik dalam Kehamilan
Kehamilan
normal menyebabkan perubahan-perubahan besar dalam sistem koagulasi dan
fibrinolitik, yaitu meningkatnya konsentrasi berbagai faktor koagulasi dan
penurunan aktifitas fibrinolitik plasma sebagai akibat peningkatan konsentrasi plasminogen activator inhibitors (PAI).
Fibrinogen meningkat dari kehamilan awal sampai dapat mencapai dua kali lipat
nilai sebelum hamil pada kehamilan aterm. Faktor VII dan X juga meningkat
sangat pesat selama kehamilan, tetapi faktor-faktor pembekuan tergantung
vitamin K lainnnya, faktor II, IX, dan XII hampir tidak menunjukkan perubahan,
sedangkan faktor XI dan XIII dapat menurun sedikit.
Hitung trombosit seharusnya tidak banyak
berubah selama kehamilan. Waktu perdarahan tetap normal selama kehamilan. Uji
skrining untuk memeriksa perdarahan, yautu
activated partial thromboplastin time (APTT) dan prothrombin time (PT), berada dalam
nilai normal dewasa selama kehamilan, tetapi pada trimester ketiga, keduanya
mungkin sedikit memendek, dan hal ini perlu diperhatikan ketika menilai status
koagulasi pada ibu hamil.
Kelainan perdarahan pada masa kehamilan
dan nifas merupakan prolem tersendiri yang mungkin sulit ditangani. Terdapat
berbagai macam kelainan perdarhan yang dapat dikelompokkan dalam kelainan
bawaan serta didapat. Kelainan bawaan antara lain adalah penyakit von
willebrand (vWD), defisiensi faktor pembekuan, kelainan yang sudah muncul
sebelum kehamilan, seperti purpura trombositopenik idiopatik dan inhibitor
faktor pembekuan, atau muncul pertama kali pada saat hamil. Perubahan-perubahan
hematologik sebagai respons terhadap kehamilan juga dapat menyebabkan
disregulasi sistem pembekuan darah yang meliputi koagulasi intravaskuler
diseminata (KID) dan sindrom hemolysis
with liver functions and low platelet (HELLP). Terakhir adalah kelainan
pada placenta seperti plasenta previa dan solusio plasenta, kehamilan ektopik,
aborsi dan keguguran, serta adanya sisa hasil konsepsi.
1.3 Trombofilia dalam Kehamilan
A.
Pengertian
Trombofilia adalah sekelompok kelainan pada darah yang memicu
pembentukan bekuan darah(trombosis). Keadaan ini dapat terjadi karena kelebihan
faktor-faktor yang menghambat pembekuan darah atau memecah pembekuan darah
(fibrinosis). Trombofilia dapat terjadi karenan kelaina herediter (hereditary thrombophilia) atau kelainan
yang didapat (acquired thrombophilia).
Kedua bentuk trombofilia ini telah terbukti berkaitan dengan berbagai peristiwa
trombotik dalam kehamilan.
Banyak bukti menunjukkan bahwa perempuan
penderita trombofilia memiliki peningkatan resiko tromboemboli vena dan
komplikasi vaskular lainnya dalam kehamilan seperti keguguran, preeklamsia da
pertumbuhan janin terhambat (IUGR). Peneliti lain mendapatkan bahwa 65 % ibu
hamil yang mengalami preeklamsia,IUGR, lahir mati yang tidak jelas penyebabnya
atau abruptio placentae ternyata
memiliki suatu bentuk trombofilia baik herediter maupun didapat.
B.
Etiologi
Trombofilia
dapat terjadi secara bawaan ataupun didapat. Secara teoritis etiologi
trombofilia adalah :
a.
Kejadian
fisik, kimia atau biologis, seperti inflamasi akut atau kronis, yang melepaskan
mediator protombotik dari pembuluh darah yang rusak, atau adanya inhibisi
terhadap substansi antitrombotik yang normal.
b.
Aktivasi
trombosit yang tidak sesuai dan tidak terkontrol.
c.
Kontrol
koagulasi yang tidak memadai terhadap fibrinolisis yang terganggu.
C.
Penyebab
Ada
tiga hal yang mendasari terjadinya trombofilia, yaitu:
a.
Stasis
pembuluh darah
Stasis
vena merupakan faktor patogenesis yang penting dalam terjadinya trombosis, hal
ini telah diamati pada pasien-pasien dengan spinal cord injury dan berbagai
bentuk paralisis. Penelitian telah membuktikan bahwasebagian besar trombus vena
berasal dari daerah dengan aliran darah yang lambat, seerti sinus-sinus vena
besar yang ada di kaki atau pada kantung yang ada dibelakang katup vena. Hal
ini terutama terlihat pada keadaan fisik yang tidak aktif, misalnya tirah
baring, perjalanan dengan pesawat terbang yang lama, dimana berkurangnya kontraksi
otot-otot yang besar akan menyebabkan aktivasi sistem koagulasi yang
menyebabkan aktivasi sistem koagulasi.
b.
Trauma
pembuluh darah
Trauma
pada pembuluh darah dapat terjadi akibat trauma fisik, inflamasi, atau aktivasi
faktor koagulasi yang ada di sel endotel. Manipulasi pada pembedahan merupakan
penyebab utama trauma dinding pembuluh darah dan aktivasi vaskuler. Contohnya
kerusakan endotel pembuluh darah pada operasi panggul lutut merupakan faktor
predisposisi terjadinya trobosis vena.
c.
Hiperkoagulabilitas
Resiko
trombosis vena akan meningkat bila keseimbangan antara kekuatan pro- dan anti-
koagulen terarah pada pembentukan bekuan. Bila ketidakseimbangan ini merupakan
efek bawaan, keadaan hiperkoagulibilitas yang terjadi akan menjadi faktor
risiko seumur hidup untuk terjadinya trombosis.
D.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
trombofilia pada ibu hamil terdiri atas tromboprofilaksis primer pada perempuan
yang asimptomatik, tromboprofilaksis sekunder pada perempuan yang memiliki
riwayat trombosis, dan terapi episode akut. Sejauh ini pedoman terapi
antitrombotik pada kehamilan belum dapat ditetapkan karna sedikitnya uji klinik
yang relevan. Jadi, rekomendasi mengenai strategi profilaktik sebagian besar
didasarkan pada uji klinik pada populasi orang tidak hamil.
Terapi
pilihan untuk pencegahan dan terapi VTE dalam kehamilan adlah heparin. Studi
pada hewan dan manusia memperlihatkan bahwa heparin tidak bersifat teratogenik atau
fetotoksik dan tidak dapat melintasi placenta. Terdapat dua jenis heparin yang
beredar saat ini, yaitu unfractionated
hefarin (UH) dan (LMWH) low molecular
weight heparin. Antikoagulan oral hampir tidak pernah diberikan kepada ibu
hamil karena efek samping yang besar. Derivat kumarin dapat melintasi plasenta
dan terkait dengan embriopati pada 4 – 5 % janin yang terkena, terutama pada
trimester pertama. Antikoagulan oral dicadangkan untuk kondisi – kondisiyang
membatasi efektivitas heparin dan LMWH, seperti penatalaksanaan ibu hamil
dengan katup jantung buatan dan kasus – kasus dengan kontraindikasi, heparin,
misalnya heparin induced thrombocytopenia (HIT) atau alergi kulit. Heparin, LMWH, dan
derivat kumarin tidak disekresi ke dalam air susu ibu sehingga dapat diberikan
dengan aman kepada ibu menyusui.
Saat
ini LMWH lebih banyak digunakan dibandingkan UFH karena profil keampuhan dan keamanannya. Keuntungan
LMWH antara lain adalah tidak memerlukan pemantauan laboratorium yang sering,
waktu paruh yang panjang, dan profil keamanan yang lebih baik (61-3).
Komplikasi maternal yang mungkin terjadi adalah perdarahan, oesteoporosis yang
lebih rendah dibandingkan UFH.
(HIT)
adalah kelainan protrombotik didapat dan bersifat sementara akibat pemberian
antikoagulan heparin. HIT disebabkan oleh antibodi kelas IgG yang aktivasi
trombosit dan mengenali kompeleks platelet factor dan heparin. Kejadian HIT
dipengaruhi beberapa faktor, termasuk jenis hefarin, jenis pasien (bedah,
medik, kehamilan atau neonatus) dan jenis kehamilan. Komplikasi HIT tergolong
jarang terjadi pada ibu hamil meskipun mendapat terapi UFH jangka panjang.
Reaksi
kulit karena alergi terhadap UFH atau LMWH dapat menyulitkan penatalaksaan ibu
hamil yang memerlukan arti koagulan. Reaksi kulit alergik dilaporkan antara 0.6
– 29 % pada ibu hamil yang mendapat profilaksis LMWH atau terapi FTE. Gejala
ditandai oleh flag eritmatosa yang sering gatal, flag tersebut timbul di tempat
injeksi subkutan sepuluh hari setelah terapi dimulai, tetapi juga dapat muncul
beberapa bulan setelah pemberian heparin. Jika timbul flag perlu dipikirkan kemungkinan
HIT karena lesi kulit yang mirip dan dapat memburuk menjadi nekrosis pada HIT.
Terdapat pula laporan reaksi kulit berat akibat HIT yang terjadi tanpa adanya
trombositopenia.
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS
Ny. Q G3P1A1Ah1UMUR KEHAMILAN 23 MINGGU UMUR 32 TAHUN
DI BPM SETIA ABADI SELAMANYA
SLEMAN, YOGYAKARTA
No.Register :
1904
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul : 05 juni 2011/09.00 WIB
Dirawat di ruang : periksa
I.PENGKAJIAN, Tanggal/Pukul :05 juni
2011/09.00 WIB Oleh : bidan V
A. Biodata
1.Nama Klien
|
:
|
Ny.Q
|
Nama Suami
|
:
|
Tn. T
|
2.Umur
|
:
|
32 tahun
|
Umur
|
:
|
38 tahun
|
3.Suku/
Kebangsaan
|
:
|
Jawa/indonesia
|
Suku/ Kebangsaan
|
:
|
Jawa/Indonesia
|
4.Agama
|
:
|
Islam
|
Agama
|
:
|
Islam
|
5.Pendidikan
|
:
|
SMA
|
Pendidikan
|
:
|
SMA
|
6.Pekerjaan
|
:
|
IRT
|
Pekerjaan
|
:
|
Wiraswasta
|
7.Alamat
|
:
|
Gang cermai,32.
|
Alamat
|
:
|
Gang cermai, 32
|
B. Data Subyektif
1. Alasan datang / di rawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan pusing,berkunang-kunang,lemas.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 14tahun Siklus
: 28 hari
Lama : 6 hari Teratur : ya
Sifat darah
: cair Keluhan
: tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah Menikah
ke : 1
Lama :12 tahun usia menikah pertama
kali : 20 tahun
5. Riwayat obstetrik :G3P1A1Ah1
Hamil
ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
||||||
Tanggal
|
Umur
Kehamilan
|
Jenis
persalinan
|
Komplikasi
|
JK
|
BB
lahir
|
laktasi
|
komplikasi
|
|
1
|
19-09-2002
|
40 minggu
|
spontan
|
Tidak ada
|
L
|
2800 gr
|
Ya
|
Tidak ada
|
2
3
|
Abortus
Hamil ini
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis
Kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
keluhan
|
tanggal
|
Oleh
|
tempat
|
alasan
|
||
1.
|
IUD
|
2002
|
bidan
|
BPM
|
Tidak ada
|
2007
|
bidan
|
BPM
|
Ingin punya anak lagi.
|
7. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPM
: 25 desember 2011 HPL:
02 Oktober 2012
b. ANC pertama umur kehamilan :
6 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 2x
Keluhan : mual,pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi : pamol + antasida 1x1
Trimester II
Frekuensi : -
Keluhan :-
Komlikasi : -
Terapi : -
Trimester III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
d. Imunisasi TT : 5 kali
TT 1 : 25 februari 2001
TT 2 : 26 maret 2001
TT 3 : 25 september 2001
TT 4 : 20 september 2002
TT 5 : 20 september 2003
e. Pergerakan janin selama 24 jam
(dalam sehari)
Ibu mengatakan sudah mulai
merasakan pergerakan janinnya ± 8x dalam sehari.
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita
(menular,menurun dan menahun)
-
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS,Hepatitis
B,TBC
-
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, Hipertensi,
-
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal,
paru-paru
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita
keluarga (menular,menurun dan menahun)
-
Ibu
mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
-
Ibu
mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM dan
Hipertensi
-
Ibu
mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung,
ginjal, paru-paru
c. Riwayat keturunan kembar
-
Ibu
mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar
d. Riwayat operasi
-
Ibu
mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun
e. Riwayat alergi obat
-
Ibu
mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun
9. Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil saat
hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 x
sehari 3
x sehari
Jenis :
nasi,lauk,sayur nasi,lauk,
sayur
Porsi :
1 piring 1
piring
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
Pantangan : tidak
ada tidak
ada
Minum
Frekuensi : 5
kali sehari 7
kali sehari
Jenis :
air putih,teh air
putih,teh, susu
Porsi :
1 gelas 1
gelas
Keluhan :
tidak ada cepat
haus
Pantangan : tidak
ada tidak
ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi 2
xsehari 1xsehari
Warna :
kuning kuning
Konsistensi :
lembek lembek
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
BAK
Frekuensi :
6xsehari 8-9
xsehari
Warna :
kuning kuning,jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan :tidak
ada tidak
ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama :
1-2 jam lama : ½ jam
Keluhan : tidak
ada keluhan : tidak ada
Tidur malam
Lama :
8 jam 7
jam
Keluhan :
tidak ada tidak ada
d. Personal hygiene
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti
pakaian : 3 x/hari 3 x/hari
Gosok gigi : 3 x/hari 3 x/hari
Keramas : 3 x/minggu 3 x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi: 3 x/
minggu 2 x/ minggu
Keluhan: tidak ada tidak
ada
f. Pola aktivitas(terkait kegiatan
fisik,olah raga)
Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan
rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak dan tidak melukukan aktifitas
lain seperti berolahraga.
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
(merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan baik sebelum maupun
saat hamil tidak ada kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum
jamu, minuman beralkohol.
11. Data psikososial, spiritual dan
ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kelahiran,dukungan keluarga,
hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah,
kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga.
-
Ibu
mengatakan dirinya/suami/keluarga menerima dan menginginkan kehamilan ini
-
Ibu
mengatakan keluarga mendukung kehamilannya
-
Ibu
mengakan hubungan dengan suami/keluarga tetangga baik
-
Ibu
mengatakan belum mengetahui tentang perawatan pada bayi
-
Ibu
mengatakan kehamilannya tidak mengganggu kegiatan ibadah
-
Ibu
mengatakan mengikuti kegiatan arisan
-
Ibu
mengatakan pendapatan suami mencukupi kebutuhan sehari-hari
12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan,
persalinan, nifas)
Ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang nutrisi ibu hamil dari kunjungan sebelumnya, tetapi ibu belum
mengetahui tentang persalinan dan nifas.
13. Lingkungan yang berpengaruh(sekitar
rumah dan hewan peliharaan)
-
Ibu
mengatakan sekitar rumahnya bersih, rapi, aman dan nyaman
-
Ibu
mengatakan baik dirinya dan tetangga tidak memelihara unggas, seperti ayam,
bebek.
C.
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan
umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan darah :100/90
mmHg Nadi :80 x/menit
Pernafasan :20 x/menit Suhu :37 oC
BB :50
kg TB :155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :mesochepal,tidak berketombe, tidak
ada massa,tidak nyeri tekan,
Wajah :terdapat odema,tidak ada cloasma,dan tidak ada bekas
luka
Mata :tidak
ada secret,sclera putih,kunjungtiva pucat
Hidung :hidung tidak ada polip,tidak ada pernafasan
cuping hidung.
Mulut :bersih,tidak ada stromatis,tidak ada karies gigi
Telinga :simetris, tidak ada serumen,pendengaran baik
Leher :tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,getah bening,dan vena jugularis
Dada :
datar, tidak ada retraksi dinding dada,tidak bunyi wheezing
Payudara :simetris, putting susu menonjol, areola mamae
hiperpigmentasi,tidak ada masa, tidak nyeri tekan, belum ada pegeluaran
kolostrum.
Abdomen : tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea
nigra,
Palpasi
Leopold I : TFU setinggi pusat. Ballotment +
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold
III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
Osborn test : tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU :
21 cm TBJ : (21-12)x 155= 1395 gram
Auskultasi
Djj :145 x/menit
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap,terdapat
odema. LILA :25
cm
Ekstremitas Bawah : simetris,jumlah jari lengkap, odema.
Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak
ada pembesaran kelenjar batholini.
Pemeriksaan Panggul :tidak dilakukan
(bila perlu)
3. Pemeriksaan Penunjang Tanggal: 05 juni 2012 pukul: 09.05 WIB
Hb 7,5 gr/dl
4. Data Penunjang
Tidak ada
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
Data Dasar:
Ny. Q umur 32
tahun G3P1A1Ah1 hamil 23 minggu dengan anemia ringan.
Ds:
-
Ibu
mengatakan usianya 32
tahun
-
Ibu
mengatakan ini kehamilannya yang ketiga
-
Ibu mengatakan pernah keguguran
-
Ibu mengatakan pernah melahirkan
-
Ibu
mengatakan dirinya pusing, berkunang-kunang dan lemas
Do:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan darah :100/90
mmHg Nadi :80 x/menit
Pernafasan :20 x/menit Suhu :37 oC
BB :50
kg TB :155 cm
Hb 7,5 gr/dl
B. Masalah
Tidak dapat mengatasi keadaannya.
Data dasar:
Ds: ibu mengatakan kepalanya pusing,berkunang-kunang
dan lemas
Do: ibu tampak lemas
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI
DIAGNOSA POTENSIAL
Anemia Berat
IV. TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
Pantau keadaan umum ibu setiap
minggu
B. Kolaborasi
Tidak ada
C. Merujuk
Tidak ada
V. PERENCANAAN Tanggal:05-06-2012 pukul: 09.15 WIB
1. Beri tahu ibu dan keluarga
kondisi kehamilan ibu berdasarkan hasil pemeriksaan
2. Jelaskan pada
ibu tentang tentang keluhan yang ibu
rasakan
3. Beri KIE ibu
tentang tanda bahaya kehamilan TM II
4.Ingatkan ibu tentang nutrisi dan cairan Ibu hamil
5. Ingatkan ibu tentang aktivitas dan pola
istirahat
6. Beri ibu obat
7. Anjurkan
kunjungan ulang
VI. PELAKSANAAN Tanggal:25-09-2012 pukul: 12.20 WIB
1.
Memberitahu ibu dan keluarga tentang
keadaannya, meliputi:
Tekanan darah:100/90 mmHg, Nadi:80 x/menit, Pernafasan:20 x/menit , Suhu :37 oC, BB :50
kg, TB:155 cm, Hb 7,5 gr/dl
2.
Menjelaskan pada ibu tentang keluhan
yang dirasakan yaitu pusing, berkunang-kunang dan ibu merasa lemas, hal ini
disebabkan karena kadar Hb ibu kurang. Ibu dapat meringankannya dengan cara, apabila
ibu beristirahat ambil posisi miring kiri, bangun secara berlahan-lahan dari
posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan
sesak, serta hindari berbaring dalam posisi terlentang.
3.
Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM II
yaitu bengkak pada wajah dan tangan, keluar air ketuban sebelum waktunya,
perdarahan hebat, gerakan janin berkurang,serta pusing yang hebat. Apabila ibu
mengalami pusing hebat yang tidak hilang saat ibu istirahat, pandangan ibu
kabur, sampai ibu pingsan, ibu segera menghubungi petugas kesehatan.
4.
Mengingatkan ibu tentang pola nutrisi
dan cairan pada ibu hamil, yaitu makan makanan yang bergizi dan seimbang secara
teratur 3x sehari yang mengandung cukup kalori, protein, zat besi, vitamin dan
mineral. Serta memenuhi kebutuhan cairan tubuh yaitu minum air putih 8-9 gelas
sehari, bila perlu segelas susu.
5.
Mengingatkan ibu tentang pola aktifitas
dan istirahat yaitu tetap boleh melakukan aktifitas fisik yang tidak terlalu
memberatkan dan melelahkan, mengurangi pekerjaan yang berat-berat. Tidur siang
1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam.
6.
Memberi ibu obat yaitu tablet Fe 30
tablet, diminum pada malam hari sebelum tidur dan diminum dengan air putih.
7.
Menganjurkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang satu bulan atau saat ibu merasa ada keluhan, seperti pusing,
pandangan kabur, dll.
VII. EVALUASI Tanggal:05-06-2012 pukul:09.25 WIB
1.
Ibu sudah mengerti tentang keadaannya.
2.
Ibu sudah mengerti tentang keluhan ibu
dan ibu juga sudah mengerti tentang cara meringankan keluhan yang dirasakan
dengan cara kalau beristirahat jangan terlentang, ibu dapat miring kiri.
3.
Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya
kehamilan TM II dan ibu bersedia datang kepetugas kesehatan apabila terjadi
hal-hal tersebut.
4.
Ibu sudah mengerti tentang pola nutrisi
dan cairan, ibu bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan, makan 3x sehari
dan minum 8-9 gelas per hari.
5.
Ibu sudah mengerti tentang pola
aktifitas dan istirahat dan ibu besedia memenuhinya. Tidur siang 1-2 jam dan
tidur malam 7-8 jam.
6.
Ibu sudah menerima obat, berupa Fe 30 tablet dan ibu mengerti cara meminumnya
yaitu diminum pada malam hari sebelum tidur dengan air putih.
7.
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
satu bulan atau saat ada keluhan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelainan pada penyakit pada
kehamilan yang berkaitan dengan sistem hematology adalah anemia dalam
krhamilan,kelainan hemoragik dalam kehamilan serta trombofilia dalam kehamilan.
Anemia
adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah
dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41
% pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif
Mansjoer,dkk. 2001).
Anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002).
3.2
Saran
Sebaiknya ibu hamil harus
mengkonsumsi banyak makanan yang bergizi dan seibang. ibu juga diharapkan
mengkonsumsi zat besi untuk menghindari anemia
DAFTAR
PUSTAKA
Bobak dkk. 2005. Buku Ajar
Keperawtan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Prawirahardjo,Sarwono. 2008. Ilmu
Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
Saifudin,A.B.2002. Buku Acuan Pelyanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta:YBP-SP.
Doenges, M.E ( 2001). Rencana
Perawatan Maternal/ Bayi Pedoman Untuk Perencanaan & Dokumentasi Perawatan
Klien. Edisi 2. Jakarta : EGC
Winkyosastro, H. 2002. Ilmu
Kebidanan. Jakarta:YBP-SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar